Perkembangan dan Kesiapan Industri di Indonesia pada Artificial Intelligence dan Big Data
Masa Depan AI di Industri Indonesia
Indonesia adalah negara yang siap melihat ledakan dalam industri Artificial Intellegence nya. Indonesia membanggakan salah satu median usia termuda dari populasi mereka: 30, vs usia median Jepang 48,4 dan usia Jerman 45,9. Dengan tingkat melek huruf mendekati 95% dan lokasi geografis yang cocok untuk menjadi langkah sempurna berikutnya dalam revolusi Ai Asia, Indonesia siap untuk masa depan.
Pemerintah Indonesia mengumumkan inisiatif pada tahun 2018, "Making Indonesia 4.0" yang pada dasarnya adalah program yang disponsori pemerintah yang berupaya untuk mempercepat otomatisasi masyarakat Indonesia. Melalui investasi pada perusahaan AI, robotika dan berbasis teknologi Indonesia serta mendorong investasi dari perusahaan teknologi terkemuka Jepang, China dan Korea.
Indonesia sudah menjadi rumah bagi sejumlah perusahaan AI saat ini. Faktanya, 4 unicorn teknologi dunia berbasis di Indonesia. Perusahaan AI yang baru-baru ini didanai termasuk Snapcart yang baru saja menerima dana sebesar USD $ 14 juta untuk platform tanda terima cerdas mereka dan empat perusahaan AI percakapan: Kata.Ai, BJTech, Bahasa.ai & Prosai.ai.
Implementasi Big Data dalam Industri Indonesia
Istilah “Big Data” mungkin mulai sering kamu dengar beberapa waktu sekarang. Tapi, meskipun begitu, besar pula kemungkinan munculnya kebingungan dan pertanyaan tentang apa arti dari big data, teknologi canggih.
Sebenarnya, konsep ini masih terus berkembang dan banyak dipertimbangkan kembali oleh para ilmuwan karena kontribusinya pada konsep Internet of Things (IoT). Ketika teknologi di seluruh dunia menjadi lebih sinkron dan dapat dioperasikan, big data akan menjadi inti yang menghubungkan segala sesuatunya.
Kita tentu sepakat bahwa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan sumber daya alam. Bahkan negeri ini juga dikenal sebagai negara agraris yang memiliki tenaga petani lebih dari 30 juta orang. Dan dengan adanya Big Data, sistem agraria akan mendapat hasil riset yang maksimal untuk meningkatkan produktivitas hasil tani. Seperti misalnya melakukan riset terhadap kualitas tanah dan luas tanah, hingga riset cuaca dan dampaknya pada tumbuhan padi. Tentu semua itu bisa dilakukan dengan data yang valid dan cepat berkat adanya Big Data.
Studi Kasus Peralihan atau Penerapan Artificial Intelligence dan Big Data pada Industri di Indonesia
DailySocial pernah melakukan sebuah survei bertajuk “Customer Services in Indonesia” pada tahun 2017 yang diikuti sekitar 1018 responden pengguna smartphone. Dalam survei tersebut disimpulkan beberapa hal, pertama ialah konsumen di Indonesia kebanyakan memiliki ketergantungan tinggi terhadap layanan pelanggan, baik untuk memberikan asistensi terhadap layanan yang disuguhkan ataupun menyampaikan komplain.
Dari penjelasan di atas, ada hal yang dapat difasilitasi dengan penerapan teknologi kecerdasan buatan, yakni layanan chatbot dan rekomendasi. Beberapa perusahaan di Indonesia sudah mulai mengimplementasikan secara penuh layanan tersebut. Jika pernah mendengar Vira (layanan chatbot pelanggan BCA), Mita (layanan chatbot pelanggan Mandiri), Shalma (layanan chatbot pelanggan milik Alfamart) dan beberapa lainnya.
Selanjutnya untuk sistem rekomendasi, ada dua mekanisme yang dapat diterapkan. Pertama ialah menanamkan algoritma khusus pada platform penjualan. Misalnya yang sudah banyak diterapkan sistem e-commerce saat ini, mekanismenya seperti ini. Misalnya seseorang tengah mencari barang X, maka ia akan melakukan pencarian. Berlandaskan data profiling yang dimiliki dari histori transaksi dan sebagainya, platform tersebut dapat memberikan rekomendasi produk yang tepat. Ujungnya memberikan konversi penjualan yang lebih baik.
Kuntungan AI dan Big data
Kelemahan AI dan Big data
Artificial intelligence sendiri memiliki kerugian seperti tidak memiliki common sense dan kecerdasannya terbatas. . Maksud yaitu AI hanya mengolah data dan memutuskan sesuatu sesuai data yang dikumpulkan, berbeda dengan manusia yang masih mempertimbangkan naluri dalam mengambil suatu keputusan.
Selain itu ada informasi yang memang hanya bisa diproses dan dimengerti oleh manusia. Jadi jika nantinya ada suatu robot yang dibentuk menyerupai manusia, robot tersebut tetap tidak akan bisa memiliki insting manusia. Hal tersebut berkaitan dengan kerugian atau kelemahan yang kedua yaitu kecerdasannya terbatas.
Kesimpulan dan Saran
AI dan Big data memang penting untuk di kembangkan di dunia industri indonesia karna bisa mempercepat produksi dan dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi, namun di balik keuntungan menggunakan AI dan Big data peran manusia masih sangat penting karena manusia masih mempertimbangkan naluri dalam mengambil suatu keputusan.
Daftar Pustaka
https://bootup.ai/blog/artificial-intelligence-adalah/
https://dailysocial.id/post/penerapan-kecerdasan-buatan-untuk-sektor-ritel-di-indonesia
Komentar
Posting Komentar